Please Insert Text

Custom Search

Friday, December 19, 2008

Istilah Dalam Jaringan

Istilah Dalam Jaringan

Jaringan : jaringan (network) adalah kumpulan dua atau lebih sistem komputer yang terhubung. Terdapat banyak jenis jaringan komputer:

a. Local-Area Network (LAN): komputer yang terhubung berada pada tempat yang berdekatan secara gografis (misalkan satu gedung).

b. Wide-Area Network (WAN): komputer yang terhubung berada pada tempat yang berjauhan dan dihubungkan dengan line telepon atau gelombang radio. selain itu, jaringan komputer dapat juga dikelompokan berdasar kriteria di bawah ini:

Topologi : pengaturan keterhubungan antar sistem komputer. Terdapat bermacam-macam topologi seperti bus, star, dan ring.
Protokol : protokol mendefinisikan sekelompok aturan dan sinyal yang digunakan oleh komputer pada jaringan untuk berkomunikasi. Protokol LAN yang paling populer adalah Ethernet. Protokol LAN lain yang banyak digunakan adalah IBM token-ring network.c. arsitektur: jaringan dapat diklasifikasikan ke dalam arsitektur peer-to-peer atau client/server.

NIC : NIC (network interface card) adalah expansion board yang digunakan supaya komputer dapat dihubungkan dengan jaringan. Sebagian besar NIC dirancang untuk jaringan, protokol, dan media tertentu. NIC biasa disebut dengan LAN card (Local Area Network Card).
Backbone : Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Bandwidth : Bandwidth menunjukan kapasitas dalam membawa informasi. Istilah ini dapat digunakan dalam banyak hal: Telepon, jaringan kabel, bus, sinyal frekuensi radio, dan monitor. Paling tepat, bandwidth diukur dengan putaran perdetik (cycles per second), atau hertz (Hz), yaitu perbedaan antara frekuensi terendah dan tertinggi yang dapat ditransmisikan. Tetapi juga sering digunakan ukuran bit per second (bps).

Bridge : Bridge adalah peranti yang meneruskan lalu lintas antara segmen jaringan berdasar informasi pada lapisan data link. Segmen ini mempunyai alamat lapisan jaringan yang sama. Setiap jaringan seharusnya hanya mempunyai sebuah bridge utama.

DNS : DNS (domain name sistem) adalah sistem yang menerjemahkan domain Internet, seperti www.microsoft.com menjadi alamat Internet, yaitu serangkaian nomor yang terlihat seperti 101.232.12.5. Istilah DNS berhubungan dengan konvensi untuk penamaan host pada Internet dan cara penangan nama-nama tersebut.

Ethernet : Ethernet adalah protokol LAN yang dikembangkan oleh Xerox Corporation yang bekerjasama dengan DEC dan Intel pada tahun 1976. Ethernet menggunakan topologi bus atau star dan medukung transfer data sampai dengan 10 Mbps. Versi Ethernet yang lebih baru yang disebut 100Base-T (atau Fast Ethernet), mendukung transfer data sampai dengan 100 Mbps, dan versi terbarunya, Gigabit Ethernet, mendukung tranfer data sampai dengan 1 Gigabit per detik atau 1000 Mbps.

Fast Ethernet : Fast Ethernet seperti Ethernet biasa, namun dengan kecepatan transfer data yang lebih cepat, sampai dengan 100 mbps. Ethernet ini juga disebut 100BaseT.

Gateway : Istilah gateway merujuk kepada hardware atau software yang menjembatani dua aplikasi atau jaringan yang tidak kompatibel, sehingga data dapat ditransfer antar komputer yang berbeda-beda. Salah satu contoh penggunaan gateway adalah pada email, sehingga pertukaran email dapat dilakukan pada sistem yang berbeda.

GPS : GPS (Global Positioning System ) adalah sistem navigasi menggunakan 24 satelit MEO (medium earth orbit atau middle earth orbit) yang mengelilingi bumi dan penerima-penerima di bumi. Satelit mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil di atas bumi dan mampu mengelilingi bumi dua kali dalam 24 jam. Satelit GPS secara kontinu mengirimkan sinyal radio digital yang mengandung data lokasi satelit dan waktu pada penerima yang berhubungan. Satelit GPS dilengkapi dengan jam atom dengan ketepatan satu per satu juta detik. Berdasar informasi ini, stasiun penerima mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk mengirim sinyal sampai ke penerima di bumi. Semakin lama waktu yang digunakan untuk sampai ke penerima, semakin jauh posisi satelit dari stasiun penerima. dengan mengetahui posisi satelit, penerima mengetahui bahwa satelit terletak pada posisi tertentu pada permukaan bola imaginer yang berpusat pada satelit. Dengan menggunakan tiga satelit, GPS dapat menghitung lintang dan bujur penerima berdasar perpotongan ketiga bola imaginer. Dengan menggunakan empat satelit, dapat juga ditentukan ketinggian. GPS dikembangkan dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika. GPS, asalnya dikenal dengan NAVSTAR (Navigation System with Timing and Ranging). Sebelum untuk keperluan yang lebih luas, GPS digunakan untuk menyediakan kemampuan navigasi sepanjang waktu dan dalam segala cuaca untuk militer darat, laut, dan angkatan udara. Disamping untuk navigasi dan penentuan posisi geografik, GPS dapat juga digunakan di antaranya untuk pemetaan, kehutanan, eksplorasi mineral, manajemen habitat liar, dan pengawasan perpindahan penduduk.

Host : Host adalah sistem komputer yang diakses oleh pengguna yang bekerja pada lokasi yang jauh. Biasanya, istilah ini digunakan jika ada dua sistem komputer yang terhubung dengan modem dan saluran telepon. Sistem mengandung data yang disebut host, sedang sitem yang digunakan untuk mengases dari jarak jauh disebut remote terminal. Istilah host juga digunakan untuk menyebut komputer yang terhubung dengan jaringan TCP/IP, termasuk Internet. Setiap host mempunyai alamat IP yang unik. Selain itu, istilah host juga merujuk pada penyediaan infrastruktur layanan komputer. Sebagai contoh, banyak perusahaan yang menjadi host Web server, yang berarti bahwa perusahaan tersebut menyediakan hardware, software, dan saluran komunikasi yang dibutuhkan oleh server, tetapi isi server (data) dikendalikan oleh pihak lain. ISP (Internet Service Provider) : ISP (Internet service provider) adalah penyedia layanan Internet. Sebagian besar ISP mempunyai jaringan server (mail, berita, Web), router, modem yang dihubungkan dengan koneksi “backbone” Internet yang permanen dan berkecepatan tinggi. Pelanggan ISP dapat mendapatkan koneksi Internet dengan modem dan telepon. Untuk mengakses Internet pelanggan ISP harus melakukan dial ke jaringan dengan menekan nomor telepon tertentu milik ISP.

Internet : Internet adalah jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer. Sejak 1999 Internet telah memiliki 200 juta pemakai di seluruh dunia, dan jumlah ini meningkat cepat. Lebih dari 100 negara terhubung dengan Internet untuk menukar data, berita, dan informasi lainnya. Setiap komputer yang terhubung dengan Internet disebut host.

ISDN : ISDN (Integrated Services Digital Network) adalah standard komunikasi internasional untuk pengiriman suara, video dan data melalui line telepon digital atau telepon kawat biasa. ISDN mempunyai kecepatan transfer data 64 Kbps. Sebagian besar saluran ISDN ditawarkan oleh perusahaan telepon yang memungkinkan dua saluran, yang disebut kanal B (B channel). Satu line dapat digunakan untuk suara dan yang lain untuk data lain dan keduanya mempunyai kecepatan transfer 128 Kbps. Versi awal ISDN menggunakan transmisi baseband. Versi lain ISDN, yaitu B-ISDN, menggunakan transmisi broadband dan dapat mendukung transmisi data dengan kecepatan 1,5 Mbps.

Protocol (protokol) : Bahasa atau prosedur hubungan yang digunakan oleh satu sistem komputer dengan sistem lainnya sehingga antara keduanya dapat saling berhububngan. Untuk dapat berkomunikasi. Kedua system harus menggunakan protokol yang sama. PPP (Point To Point Protocol) : Protokol TCP/IP yang memungkinkan hubungan antara host dengan jaringan dan antara router dengan router atau dapat pula digunakan untuk hubungan serial antara 2 system.

Repeater : Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami perlemahan dan perubahan bentuk selama transmisi.

Router : Suatu perangkat yang berfungsi menghubungkan suatu LAN ke suatu internetworking/WAN dan mengelola penyaluran lalu-lintas data di dalamnya. Routing : Proses dari penentuan sebuah path yang di pakai untuk mengirim data ke tujuan tertentu.

RJ-45 : RJ-45 (Registered Jack-45) adalah konektor delapan kabel yang biasanya digunakan untuk menghubungkan komputer ke sebuah local-area network (LAN), khususnya Ethernets. Konektor RJ-45 mirip dengan konektor RJ-11 yang digunakan dalam koneksi telepon, tetapi lebih besar.

Server : Suatu unit yang berfungsi untuk menyimpan informasi dan untuk mengelola suatu jaringan komputer.komputer server akan melayani seluruh client atau worstation yang terhubung ke jaringannya.

TCP/IP : TCP/IP Transmission Control Protokol adalah dua buah protokol yang dikembangkan oleh militer AS yang memungkinkan komputer pada jaringan dapat saling berhubungan. IP digunakan untuk memindahkan paket data antarsimpul. TCP dugunakan untuk memverifikasi pengiriman dari client ke server. TCP/IP adalah dasar internet dan dapat ditemukan pada semua system operasi modern, seperti Unix dan Windows.

Topologi : Dalam jaringan komputer topologi adalah bentuk pengaturan keterhubungan antar sistem komputer. terdapat bermacam-macam topologi seperti bus, star, ring.

UTP : UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah jenis kabel yang terdiri dari dua kawat tak terbungkus yang berpilin. Kabel UTP banyak digunakan pada local-area networks (LANs) dan sambungan telepon karena harganya lebih murah. Kabel UTP tidak sebaik kabel koaksial dan serat optik dalam hal penyediaan banwidth dan ketahanan terhadap interferensi.

VLAN : VLAN (virtual local-area network) adalah jaringan komputer yang seakan terhubung menggunakan kabel yang sama meskipun mungkin secara fisik berada pada bagian LAN yang lain. VLAN dikonfigurasi melalui software dan tidak hardware, yang membuatnya sangat fleksible.Salah satu keunggulan VLAN adalah jika sebuah komputer secara fisik dipindah ke lokasi lain, komputer tersebut tetap pada VLAN yang sama tanpa melakukan konfigurasi ulang hardware.

VPN : VPN (virtual private network) adalah koneksi internet pribadi yang aman dan terenkripsi untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang berhak yang dapat mengaksesnya dan trasfer data yang dilakukan tidak dapat diganggu.

VSAT : VSAT (Very Small Aperture Terminal) stasiun bumi yang digunakan pada satelit komunikasi sinyal data, suara, dan video, kecuali pemancaran televisi. VSAT terdiri dari dua bagian: sebuah transceiver yang diletakkan ditempat terbuka sehingga dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit dan sebuah piranti yang diletakkan dalam ruangan untuk menghubungkan transceiver dan piranti komunikasi pengguna akhir(end user), seperti PC.Transceiver menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit diluar angkasa. Satelit mengirimkan dan menerima sinyal dari komputer stasiun bumi yang berfungsi sebagai hub sistem. Setiap pengguna yang saling terhubung dengan stasiunhub melewati satelit, membentuk topologi bintang. hub mengendalikan semua operasi pada jaringan. Semua transmisi untuk komunikasi antar pengguna harus melewati stasiunhub yang meneruskannya ke satelit dan kepengguna VSAT yang lain. VSAT dapat mengirimkan data sampai dengan kecepatan 56 Kbps.

WAN : WAN wide area network adalah komputer yang terhubung berada pada tempat yang berjauhan dan hubungan dengan line telepon atau gelombang radio. Lihat juga LAN dan jaringan.

Wi-Fi : Wi-Fi Wireless Fidelity adalah nama dagang resmi untuk IEEE 802.11b yang dibuat oleh Wireless Ethernet Compatibility Aliance (WECA). Istilah Wi-Fi menggantikan 802.11b seperti halnya istilah Ethernet menggantikan IEEE 802.3. Produk yang disertifikasi oleh WECA sebagai Wi-Fi dapat beroperasi bersama meskipun dibuat oleh perusahaan yang berbeda.

Workstation : Pada jaringan komputer, workstation adalah komputer yang terhubung dengan sebuah local-area network (LAN).Istilah workstation juga digunakan untuk menyebut komputer yang digunakan untuk aplikasi teknik (CAD/CAM), desktop publishing, pengembangan software, dan aplikasi lainnya yang membutuhkan tingkat komputasi dan kemampuan grafis yang cukup tinggi.Workstation biasanya terdiri dari layar grafik yang besar dengan revolusi tinggi, RAM minimal 64 MB, dukungan jaringan built-in, dan graphical user interface.Sebagian besar workstation juga mempunyai piranti penyimpanan seperti disk drive, tetapi jenis workstation khusus, yang disebut diskless workstation, tidak mempunyai disk drive. Sistem operasi yang banyak digunakan untuk workstation adalah UNIX dan windows NT. Seperti halnya PC, sebagian besar workstation adalah komputer single user, Meski demikian, workstation pada dasarnya dihubungkan dengan local area network, meskipun dapat juga sebgian sistem yang berdiri sendiri stand alone.

100BaseT : 100BaseT adalah nama lain fast Ethernet yang mempunyai kecepatan transmisi sampai dengan 100 mbps. Jenis 100BaseT ini lebih mahal daripada 10BaseT dan lebih jarang digunakan pada local area network (LAN).

10Base2 : 10Base2 adalah satu jenis standar Ethernet ( IEEE802.3) untuk lokal area network ( LAN ). Standard 10 Base-2 ( yang juga disebut Thinnet )menggunakan kabel koasial 50 ohm ( RG-58A/U ) dengan panjang maksimal 185 meter.kabel ini lebih kecil dan lebih flesibel daripada yang digunakan untuk standard 10 Base 5. Sistem 10 Base-2 beroperasi pada 10 Mbps dan menggunakan metode tranmisi baseband.

10 Base5 : 10 Base-5 adalqh standard awal untuk Ethernet yang menggunakan kabel koasial. nama 10 Base5 didasarkan pada fakta bahwa kecepatan transfer data maksimum adalah 10 Mbps. menggunakan transmisi Baseband, dan panjang kabel maksimal adalah 500 meter. 10 Base5 juga disebut Thick Wire atau thick Net.

10BaseT : 10BaseT adalah jenis Ethernet yang paling umum. Nama tersebut menunjukan bahwa kecepatan transmisi maksimum adalah 10Mbps. 10BaseT menggunakan kabel tembaga dan merupakan card standard untuk menghubungkan komputer pada lokal area network (LAN)

Baca Selengkapnya »»

Tuesday, December 16, 2008

VirtualBox 6 under Ubuntu 8.10

Setting up Sun VirtualBox 6 under Ubuntu 8.10 Intrepid

I’ve been happily using VMWare’s VMWorkstation to test software setups in virtual machines for about a year. With my new Ubuntu 8.10 Intrepid test setup, I decided to try Sun’s VirtualBox virtualization system. I chose Sun’s distribution over the OSE version primarily because of its improved USB support. Both are free, but Sun’s version sports some proprietary code to improve USB and network performance.

The best way to install VirtualBox and keep it updated is to add its repository to the source list. On the Ubuntu menus, open System -> Administration -> Software Sources:

1


Click on Add… and paste the following line into the dialog and click Add Source:

deb http://download.virtualbox.org/virtualbox/debian intrepid non-free

Close Software Sources, this time without letting it update the package list. Open Applications -> Terminal, then cut and paste the following lines individually into to the terminal:

wget -q http://download.virtualbox.org/virtualbox/debian/sun_vbox.asc -O- | sudo apt-key add -

sudo aptitude update

Leave the terminal open for now.

Open up System -> Administration -> Synatic Package Manager and type “virtualbox” in the Quick search box:

2

Click the box next to virtualbox-2.0, select “Install package” from the popup, and you’ll see the following list of support packages required:

3

Additional support packages are often required by programs. You should always review them to prevent surprises. Click on Mark, then click on Apply on the Synaptic toolbar. During the install, a handy dialog box will appear reminding you to add yourself to the “vboxusers” group:


4

Click Forward to continue the install. Meanwhile, you can access the user group assignments from System -> Administration -> Users and Groups:

5

Click on Unlock and type in your root password. Then highlight your user name and click on Properties, then the User Privileges tab:

6

Click the box next to Use VirtualBox and then OK. Do the same for all users who will share VirtualBox. Meanwhile, the installation will progress to compiling the VirtualBox drivers for your running kernel:

7

Simply click on Forward through the wizard and the installation will take care of the details. When it’s done, you’re almost done.

USB support requires a quick patch to a system file (many thanks to Sam Lesher for this patch). Go back to your terminal and type:

gksudo gedit /etc/fstab

This will open the file fstab in the Gnome editor. Create a new line after the last line of the file, then paste in the following line:

none /proc/bus/usb usbfs devgid=46,devmode=664 0 0

Click Save, then close the editor. Restart the system and you’re ready to rock!

VirtualBox will be a menu item under Applications -> System Tools. The first time that you execute VirtualBox, you will have to accept their user agreement. It will also bug you every time that you start the program until you register:

8

It’s free, and Sun provides a checkbox to opt out of further contact. After these preliminaries, VirtualBox itself will appear:

9

The next post will feature the creation of an example PCLinuxOS virtual machine in VirtualBox.

Baca Selengkapnya »»

Installasi Debian Woody 3.0

Secara garis besar, proses instalasi Debian ada dua tahap. Tahap pertama adalah instalasi dasar (base system). Sedangkan, tahap kedua adalah instalasi paket-paket pelengkapnya dan konfigurasi yang lebih detail. Debian juga memiliki manajemen paket, dpkg. File paket programnya berekstensi .deb. Penggunaan dpkg mirip dengan rpm dari RedHat. Untuk memudahkan penyelesaian masalah dependensi, Debian memiliki apt-get yang mirip dengan urpm di Mandrake (Lihat Menu Utama InfoLINUX Mei 2003). Program instalasi kali pertama akan memeriksa kondisi terakhir dari media penyimpanan komputer, setelah itu akan menunjukkan langkah apa lagi yang harus dikerjakan untuk menginstalasi Debian. Akan tetapi secara umum, dengan asumsi harddisk masih baru, artinya belum dipartisi, langkah-langkah instalasi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Mengonfigurasi keyboard.
  2. Memuat modul-modul yang diperlukan untuk mengaktifkan peranti untuk proses instalasi dari floppy disk jika ada, driver untuk CD ROM model lama.
  3. Mempartisi harddisk.
  4. Memformat dan mengaktifkan partisi swap.
  5. Memformat partisi Linux.
  6. Menentukan mount point dari masing-masing partisi.
  7. Menginstalasi kernel dan modu lmodul driver.
  8. Mengonfigurasi modul-modul driver.
  9. Mengonfigurasi dukungan terhadap PCMCIA (bila perlu).
  10. Memuat modul-modul atau driver tambahan yang tidak termasuk dalam distribusi kernel (dari floppy disk, jika ada).
  11. Mengonfigurasi parameter jaringan, misalnya: hostname, nomor IP, gateway, dan DNS server.
  12. Instalasi sistem dasar.
  13. Menambahkan parameter-parameter untuk proses boot, misalnya menentukan emulasi CD Write sebagai piranti SCSI.
  14. Menginstalasi boot loader (Lilo).
  15. Membuat disket start up (bila perlu).
  16. Reboot sistem.
  17. Mengonfigurasi sistem tahap kedua.
  18. Memilih paket-paket yang akan diinstalasi.
  19. Menginstalasi paket-paket yang dipilih.

Langkah-langkah ini sudah disediakan dalam bentuk menu yang berurutan. Mari kita lihat proses instalasi secara bertahap.

  • Boot komputer dengan menggunakan CD instalasi Debian.
  • Pilih bahasa yang akan digunakan dalam proses instalasi.
  • Tekan tombol “enter” pada jendela Release Notes”, seperti ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1

  • Pilih menu konfigurasi keyboard dan tentukan jenis keyboard yang digunakan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2


  • Dengan asumsi proses instalasi tidak menggunakan peranti yang kadaluwarsa, maka langkah kedua bisa dilewati dan langsung masuk ke langkan ketiga yaitu mempartisi harddisk. Tentukan harddisk yang akan dipartisi, seperti ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3

  • Buat partisi harddisk yang diperlukan, minimal harus ada dua partisi. Yang pertama adalah partisi untuk swap dan yang kedua adalah partisi untuk root direktori. Proses partisi dilakukan dengan cfdisk bukan fdisk, seperti ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4


Gunakan tombol panah kanan dan kiri untuk memilih aksi yang akan dilakukan, dan gunakan tombol panah atas dan bawah untuk memilih partisi yang akan dimodifikasi. Untuk menghapus partisi pilih salah satu partisi dan menu delete, kemudian tekan enter. Untuk membuat partisi yang baru Pilih “Free Space” kemudian pilih menu new. Kemudian tentukan partisi yang akan dibuat “Primary” atau “Logical”. Primary hanya bisa empat partisi, sedangkan logical dimulai dari partisi kelima. Pilih menu cancel atau tekan tombol “escape” untuk membatalkan. Jika proses partisi selesai, pilih menu write kemudian reboot sistem. Karena perubahan ini belum dikenali oleh kernel jika tidak dilakukan proses start up ulang. Setelah reboot selesai dan partisi sudah dikenali oleh kernel, maka proses instalasi bisa dilanjutkan mulai langkah keempat, yaitu memformat dan mengaktifkan partisi swap.

  • Format partisi Linux dengan terlebih dahulu menentukan jenis file sistem yang akan dipakai apakah ext2, ext3, atau reiserfs. Lihat gambar 5 dan 6. Jika ada pilihan untuk scan badblock, jawab dengan “Yes” jika proses pengecekan badblock pada hardisk ingin dilakukan dan “No” jika tidak. Nilai defaultnya adalah “No”. Setelah itu, akan tampil menu konfirmasi proses pemformatan. Jawab dengan “Yes” untuk melakukan proses pemformatan.
Gambar 5

Gambar 6

PERHATIAN: proses ini akan menghapus seluruh data dalam partisi yang diformat.


  • Tentukan mount point dari partisi yang telah dibuat. Pilih partisi yang akan dimount kemudian tentukan mount point-nya. Mount point pertama yang harus di-mount adalah root (/). Ulangi langkah ini untuk semua mount point yang Anda tentukan. Misalnya: /boot, /usr, /var, /home, dan sebagainya. Perhatikan gambar 7.

Gambar 7

  • Menginstalasi kernel dan modul-modul driver. Lihat gambar 8. Jawab dengan “Yes” untuk menginstalasi kernel.

  • Jika diperlukan, konfigurasikan modul driver peranti dan instalasi modulmodul driver peranti yang tidak menjadi bagian dari distribusi kernel. Umumnya angkah ini tidak diperlukan.
Gambar 8
  • Konfigurasi hostname seperti ditunjukkan pada gambar 9
Gambar 9

  • Set parameter jaringan untuk setiap kartu jaringan yang ada. Pilih kartu jaringan yang akan dikonfigurasi kemudian pilih konfigurasi secara otomatis dengan DHCP server atau tidak. Jika tidak, isi informasi yang diperlukan, yaitu nomor IP, netmask, nomor IP gateway, domain name, dan DNS Server. Lihat gambar 10.

Gambar 10

  • Instalasi sistem dasar. Proses ini akan menginstalasi paket-paket dasar agar sistem Linux berjalan. Lihat gambar 11.
Gambar 11


  • Tambahkan parameter boot untuk kernel bila perlu. Langkah ini umumnya juga tidak diperlukan. Sebagai contoh, misalnya kita ingin mengemulasi CDWrite sebagai piranti SCSI. Lihat gambar 12.
  • Instalasi lilo sebagai boot loader. Pilih saja instalasi di MBR. Lihat gambar 13.
  • Membuat disket start up jika perlu, lihat gambar 14.
  • Reboot sistem dengan memilih menu “Reboot the System”. Keluarkan CD instalasi dan jalankan sistem dari harddisk.
Gambar 12

Gambar 13


Gambar 14

  • Setelah proses booting selesai, isikan konfigurasi dasar seperti time zone, jenis enkripsi password, password root, dan menambah user. Contoh window dialog bisa dilihat gambar 15 dan 16.
  • Menambahkan sumber instalasi untuk program apt dan men-setting security update.

Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17

Gambar 18

  • Pilih kategori paket-paket software yang akan diinstalasi dari menu program “tasksel”. Gunakan tombol spasi, panah atas dan kiri untuk memilih kategori software. Setelah itu gunakan menu program “dselect” untuk memilih detail paket software yang akan diinstalasi. Lihat gambar 19 dan 20.

Gambar 19

Gambar 20


Gunakan tombol positif (+) untuk menandai paket yang akan diinstalasi. Tombol negatif (-) untuk menghapus paket. Dan Underscore (_) untuk menghapus paket sekaligus konfigurasinya. Untuk melihat menu bantuan tekan tombol tanda tanya (?). Setelah selesai dengan proses dselect ini, instalasi dan konfigurasi masing-masing paket software akan dimulai. Setelah menunggu beberapa waktu (sesuai kecepatan komputer dan jumlah paket yang dipilih), Anda bisa langsung login dengan username dan password yang telah ditambahkan

Baca Selengkapnya »»

Monday, December 15, 2008

RouterBOARD 600 Series

RouterBOARD 600 Series


image001


System Board View


image002


System Board Layout


image003

Baca Selengkapnya »»

RouterBOARD 500 Series

RouterBOARD 500 Series


image001



System Board View

RB532c: RouterBOARD 532

image002



RB532p1: RouterBOARD 532 low-power (12V) edition


image003


System Board Layout


image004

Baca Selengkapnya »»

RouterBOARD 433/433AH

Quick Setup Guide and Warranty Information
image001

Assembling the Hardware

First use of the board:

· Insert the MiniPCI cards;

· Install the board in a case and connect antenna wires, if needed;

· Connect other peripherals and cables;

· Plug in power cable to turn on the board.


Powering

The board accepts powering from either the power jack or the LAN1 Ethernet port:

· direct-input power jack J801 (5.5mm outside and 2mm inside diameter, female, pin positive plug) accepts 10..28 V

DC (overvoltage protection starts at 30V).

· LAN1 Ethernet port J601 accepts 10..28 V DC input (at the board; higher voltage needed to compensate for power

loss on long cables; at least 18V suggested) from non-standard (passive) Power over Ethernet injectors (no power over datalines).

The maximum output of the power supply available for extension cards is normally 16W.


Booting process

First, RouterBOOT loader is started. It displays some useful information on the onboard RS232C asynchronous serial port. The serial port is set by default to 115200bit/s, 8 data bits, 1 stop bit, no parity. Note that the device does not fully implement the hardware (RTS/CTS) flow control, so it is suggested to try to disable hardware flow control in the terminal emulation program in case the serial console does not work as expected, and if it does not help, make a new cable using the pinout given in the User’s manual. The loader may be configured to boot the system from the onboard NAND, and/or from network. See the respective section of User’s manual on how to configure booting sequence and other BIOS parameters.

DHCP or BOOTP (configurable in loader) protocols allow the RouterBOARD 433 series board to get an initial IP address, and provide the address of a TFTP server to download an ELF boot image from. It is especially useful for software installation. See the User’s manual for more information and protocol details. Note that you must connect the RouterBOARD you want to boot and the BOOTP/DHCP and TFTP servers to the same broadcast domain (i.e., there must not be any routers between them - they must be on the same Ethernet switch).


Extension Slots and Ports

· Three Ethernet ports, supporting automatic cross/straight cable correction (Auto MDI/X), so you can use either straight or cross-over cables for connecting to other network devices. The first Ethernet port accepts 10..28 V DC powering from a passive PoE injector. The other two Ethernet ports do not support PoE powering.

· Three MiniPCI Type IIIA/IIIB ports with 3.3V power signaling.

· DB9 RS232C asynchronous serial port.

· MicroSD card slot for storage expansion (only on RB433AH)


Buttons

· ROS reset hole. While booting, and holding a metal object in this hole (so that it’s metal sides short-circuit) will cause RouterOS software to be reset to defaults

· BIOS Loader backup button. Holding the button while booting will cause the backup bootloader to be used.

Operating System Support

Currently tested operating system is MikroTik RouterOS (starting from version 3.4).

Copyright and Warranty Information

Copyright and Trademarks. Copyright 2004-2008 MikroTikls SIA. This manual contains information protected by copyright law. No part of it may be reproduced or transmitted in any form without prior written permission from the copyright holder. RouterBOARD, RouterOS, RouterBOOT and MikroTik are trademarks of MikroTikls SIA. All trademarks and registered trademarks appearing in this manual are the property of their respective holders.

Hardware . MikroTikls SIA warrants all RouterBOARD series equipment for the term of one year from the shipping date to be free of defects in materials and workmanship under normal use and service, except in case of damage caused by mechanical, electrical or other accidental or intended damages caused by improper use or due to wind, rain, fire or other acts of nature.

If you have purchased your product from a MikroTik Reseller, please contact the Reseller company regarding all warranty and repair issues, the following instructions apply ONLY if you purchased your equipment directly from MikroTik Latvia

To return failed unit or units to MikroTikls you must perform the following RMA (Return Material Authorization) procedure. Follow the instructions below to save time, efforts, avoid costs, and improve the speed of the RMA process. Take into account that all goods have one year warranty. Instructions are located on our webpage here: http://rma.mikrotik.com

Manual . This manual is provided “as is” without a warranty of any kind, expressed or implied, including, but not limited to, the implied warranty of merchantability and fitness for a particular purpose. The manufacturer has made every effort to ensure the accuracy of the contents of this manual, however, it is possible that it may contain technical inaccuracies, typographical or other errors. No liability is assumed for any inaccuracy found in this publication, nor for direct or indirect, incidental, consequential or other damages that may result from such an inaccuracy, including, but not limited to, loss of data or profits. Please report any inaccuracies found to support@mikrotik.com .


Baca Selengkapnya »»

Mikrotik AP1/AP2 Setup Guide

MikroTik AP1 / AP2 Quick Setup Guide

To access your MikroTik AP, download the following applications:

Winbox : http://www.mikrotik.com/download/winbox.exe

Neighbour Viewer : http://www.mikrotik.com/download/neighbour.zip

Dude : http://www.mikrotik.com/dude/

PuTTy : http://the.earth.li/~sgtatham/putty/latest/x86/putty.exe


1. Accessing the MikroTik AP

1) Power up your MikroTik AP

2) Connect the AP directly to a PC using a cross over cable, or directly to a hub / switch

3) Run Winbox

4) Click on the ‘…’ button to view connected MikroTik devices

image001

5) Select the device and click on connect

image002

6) You are now connected to your MikroTik AP

image003

Once you have assigned the AP an ip address it can also be accessed using PuTTY


1. MikroTik Bridged AP setup


image004


In this, the simplest setup we will create a dual access point (i.e. two radios, both set as an AP) and bridge all the interfaces. The internet is accessed through a server connected to the wired interface.


1) Select Bridge

image005

2) Click on the red ‘+’ to add a new bridge

image006

3) Accept all defaults and click on ok

image007

4) Click on the Ports tab

image008

5) Click on the red ‘+’ to add a new port

image009

6) Select Interface -> ether1, Bridge -> bridge1

image010

7) Click on the red ‘+’ again. This time select Interface -> wlan1, Bridge -> bridge1

8) Click on the red ‘+’ again. This time select Interface -> wlan2, Bridge -> bridge1

image011

9) Close the Brige window

10) Click on IP - > Addresses

image012

11) Click on the red’+’ to add an address

12) Enter the ip adderss 192.168.1.10/24 in the address field

13) In the interface drop down list box select bridge 1, the click on ok


*NOTE* All address formats in MikroTik are in address/subnet format, i.e. 192.168..1.1/24. For a more detailed explanation of this notation please see the appendix at the end of this document.


image013


14) Close the Address List dialog box

15) Select Interfaces

image014

16) Double click on wlan1 to configureimage015

17) Click on the wireless tab

image016

18) In the Mode drop down select ap bridge

19) Enter the desired SSID in the SSID field

20) In the Band drop down select either 5GHz or 2.4GHz-B


*NOTE* Wi-Pipe recommends using 802.11b only at 2.4 GHz as this standard has more robust signals

*NOTE* Wi-Pipe recommends not using the same SSID on multiple AP’s as this can cause circular networks. These will cause error’s in your network and may prevent you from accessing your AP remotely.

21) In the Frequency field enter the desired frequency

22) Click on ok to save changes

image017

23) Repeat for wlan2 (remember not to use the same SSID on both radio’s)

24) Select wlan1 and click on the blue Ö to enable the interface

image018

25) Select wlan2 and click on the blue 9 to enable the interface

26) Close the Interface List window

27) Select IP -> Routes

image019

28) Click on the red ‘+’ to add the default route

29) In the destination field enter the address 0.0.0.0/0 (this is the notation for the default route)

30) In the gateway field in the ip address 192.168.1.1

image020

31) Click on ok to save changes

image021

2. MikroTik Routed Setup


image022


This guide highlights the differences between a bridged and a routed setup. Note this assumes you have not created the bridge and have not yet assigned an ip address to any interface.


1) Click on IP -> Address

2) Click on the red ‘+’ to add an address

3) Enter the ip address 192.168.1.10/24, Interface -> ether1

4) Click on the red ‘+’ to add another address

5) Enter the ip address 10.0.10.1/24, Interface -> wlan1

6) Click on the red ‘+’ to add another address

7) Enter the ip address 10.0.20.1/24, Interface -> wlan2

image023

8) Click on IP -> Routes and add 192.168.1.1 as the default route as per steps 27 to 31 above.

9) Click on IP -> Firewall

image024

10) Click on the NAT tab

11) Click on the red ‘+’ to add a new NAT rule

12) Select Chain -> srcnat, Out Interface -> ether1

image025

13) Click on the action tab

14) Select masquerade from the Action list box

image026

15) Click on ok to save


3. Adding WPA / WPA2 Security to your AP

1) Click on the wireless button

image027


2) Click on the Security Profiles tab

image028

3) Click on the red ‘+’ to add a new profile

4) Enter a name for the profile in the name field

5) Enter the WPA pass phrase in the WPA pre-shared key field

6) Enter the WPA2 pass phrase in the WPA2 pre-shared key field

image029

7) Click on ok to save

8) Click on the Interfaces tab

9) Double click on wlan1 to configure

10) Click on the wireless tab

11) In the security drop down select the new security profile

12) Click on ok to save

image030


4. Setting up a WDS Bridge

1) Click on Bridge

2) Click on the red ‘+’ to add a new bridge

3) Enter details and click on ok

4) Click on Wireless

5) Double click on the wireless interface to configure

6) Select the wireless tab

7) In the mode drop down select bridge

8) In the band drop down select 5GHz or 2.4GHz-b as appropriate

9) In the Frequency enter the desired frequency

10) Click on the WDS tab

11) In the WDS mode tab select static

12) In the WDS default bridge drop down select the bridge created in step 2 above

13) Check the WDS Ignore SSID check box

image031

14) Click on ok to save changes

15) Click on the red ‘+’ and select WDS to add a new WDS interface

image032

16) Click on the WDS tab

17) From the Master Interface tab select the desired wireless interface

18) Enter the MAC address of the other side of the link in the WDS address field

19) Click on ok to save

20) Repeat steps on second AP to create the bridge connection.


5. Backing up and Restoring AP configurations

To backup your configuration:

1) Click on files

image033

2) Click on backup

image034

3) The system configuration will automatically be saved

4) To download the file, ftp to the router and download the file

To restore your configuration:

1) Open an ftp connection to the router and upload the configuration file

2) Click on files

3) Select the backup file and click on restore

Baca Selengkapnya »»